Saturday 7 September 2013

Repot

Tadi pagi, saat makan di warung pecel langganan sejak penganten baru dulu, saya bertemu seorang wanita cantik. Ia memakai kemeja kotak-kotak ketat, rok sepan hitam ketat, stocking, sepatu highheels, rambut tersanggul rapi dan menenteng tas hitam berukuran sedang. Wanita ini datang bersama teman-teman prianya, kayaknya sih mereka dari sekolah pramugari atau entah pegawai hotel di dekat situ. Melangkah tertatih-tatih di tanah berbatu yang nggak rata, wanita ini tampak repot mencari pegangan. Saya sempat mikir, dengan dandanan begitu kenapa nggak makan di resto yang lantainya alus biar nggak berkali-kali pengen jatuh?


here


Ketika mau duduk, karena roknya sangat sempit, ia harus berpegangan pada seorang teman prianya, hati-hati sekali menjulrkan kakinya ke kolong meja panjang khas warung pinggiran. Saat pecelnya datang, mbak ini makan dengan perlahaaan sekali. Ia hanya menggunakan tiga jarinya untuk memegang sendok, sementara jari manis dan kelingking dibiarkan bebas sehingga terlihat anggun. Ibu jarinya dibikin bengkok saat memegang sendok, jadinya seperti di pilem-pilem Barbie yang sering saya tonton sama Alin itu penampakannya. Ngomong-ngomong itu yang disebut table manner-kah? Hehe...

Betapa repotnya.
Saya jadi ingat, waktu muda dulu, saya juga pengen cantik. Ingin menjadi pusat perhatian layaknya orang-orang cantik itu. Yah, namanya juga anak perawan, saya juga termasuk yang aneh-aneh tingkahnya. Seolah sebagai orang cantik, semua hal jadi lebih mudah dilakukan. Padahal ternyata, nggak selalu begitu, ya? :D

Sekarang, saya bisa makan lahap tanpa peduli kanan-kiri. Pakai sendok yang caranya biasa aja. Kalau keluar cukup pakai Parasol sama bedak tabur murahan dan lipstik sheer yang biasanya ilang dalam satu jam. Saya paling nggak tahan pakai hak tinggi, pegel di kaki. Pakai itu hanya waktu nikah, itu pun karena terpaksa, dan hampir jatuh pula.

Mbak cantik yang saya lihat tadi, mungkin sebenarnya nggak merasa repot. Sayanya aja yang karena nggak pernah dalam posisi dia, merasa itu repot. Mungkin, ya... :D Kan dia sudah terbiasa seperti itu, sudah merasa nyaman dengan caranya sendiri. Seperti halnya saya nyaman dengan gaya serampangan saya selama ini. Ahahaha...

*yang paling nyaman adalah saat menerima diri sendiri. Walau tidak cantik, walau tidak anggun. Yang penting tidak repot. :D

6 comments:

  1. Jangan-jangan, aku memang cewek yang gak terobsesi cantik OAO

    Kamu jik mending Mbak,
    Lha aku sama temen kosku sing sama gejene, bangun tidur jik koloran sama kaosan oblong pakai sandal jepit dengan PD nyari buku di mall :v

    Gung mandi, akakak

    Kalau di Sby, Mbaknya.
    Para wanita ke salon dulu sebelum nge-mall :3 (serius)
    Nge-curly rambut, ngecat kuku, ngerias wajah :3
    Apalagi kalau malam minggu, godaan mata bertaburan *plak xD
    Soale, banyak yang tali bra-nya diluar baju, terus bawahan cuma nutup pantat
    *tapi gitu aku sama temanku ini yo hobi ngawasi yang begituan* --- lalu istighfar xD

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihih aku heran aja makan pecel wae tangane pake dilentik lentikin gitu xD capek ngelihatnya maakk...

      btw aku jarang ke mol, jauhhh T.T

      Delete
  2. hihi i loveeee high heels mbak
    tapi sukanya merk iwearup doang
    selain itu nggak

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihiih kamu kan nggak menor beb tapi :D
      ah nek aku kejengkang pasti xD

      Delete